Hingga saat ini diketahui antara jumlah produksi dengan jumlah permintaan patin belum seimbang, pasalnya jumlah produksi yang ada menunjukkan kecendrungan selalu lebih rendah daripada jumlah permintaan. Ini artinya peluang usaha pembudidayaan patin masih sangat terbuka lebar. Ikan patin, menjadi salah satu komoditas unggulan di Indonesia untuk mendorong program percepatan industrialisasi jenis perikanan budidaya. Selain untuk memenuhi kebutuhan ikan dalam negeri, patin juga ditargetkan bisa menjadi komoditas ekspor.
Kebutuhan patin di luar negeri dinilai menjanjikan.
Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar yang memiliki prospek cerah. Selain harganya cukup tinggi, karena prospek inilah ikan patin mendapat perhatian dan diminati untuk dibudidayakan. perkembangan produksi ikan patin di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada 2006, produksi patin di Indonesia mencapai 31.490 ton hingga 2012 meningkat menjadi 651.000 tonBaca juga; MENGIDENTIFIKASI STRUKTUR BANGUNAN KAPAL
Peluang usaha pembenihan ikan patin
Pembenihan produksi ikan patin merupakan kegiatan pokok dan bisa dikatakan merupakan kunci keberhasilan dari kegiata lainnya. Tanpa pembenihan, subsistem yang lainnya tidak akan dapat berjalan. Pasalnya kegiatan pendederan memerlukan benih yang berasal dari kegiatan pembenihan. Pembenihan ini dilakukan selama 2 -3 minggu sejak persiapan induk, pemijahan, sampai menghasilkan benih berukuran 1 – 2 cm. pembenihan bisa dilakukan di dalam bak tembok (beton) atau dikolam tanah berukuran 100 m. selama pemeliharaan di kolam, induk patin diberikanp akan tambahan yang cukup mengandung protein. Komposisi pakan untuk induk patin terdiri atas 35% tepung ikan, 30 % dedak halus, 25% menir beras, 10% tepung kedelai serta 0,5% vitamin dan mineral. Campuran bahan pakan tersebut dibuat menjadi pasta dan diberikan sebanyak 5% per hari dari bobot induk selama lima hari dalam seminggu. Pemberian pakan dilakukan pada pagi dan sore hari. Untuk mempercepat kematangan gonad, dua kali seminggu induk patin diberi pakan ikan rucah atau ikan yang tidak layak konsumsi manusia sebanyak 10% dari bobot induk yang dipelahara.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
II. GAMBARAN UMUM KOMODITAS
2.1 Profil Ikan Patin
2.2 Sejarah Budidaya Patin di Indonesia
III. SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS3.1 Subsistem Hulu
3.3.1 Gambaran Industri Benih Ikan Patin di Indonesia
3.1.2 Gambaran Industri Pakan Indonesia
3.1.2.1 Kebutuhan dan Produksi Pakan Indonesia
3.1.2.2 Penggunaan Pakan di Daerah
3.1.2.3 Gambaran Umum Industri Pakan
3.1.3 Gambaran Umum Penggunaan Teknologi
3.1.3.1 Penggunaan Teknologi di Indonesia
3.1.3.2 Industri Alat Pertanian Indonesia
3.1.4 Vaksin dan Obat-obatan dalam Budidaya Patin
3.2 Subsistem On Farm
3.2.1 Perkembangan Produksi Usahatani Ikan Indonesia
3.2.1.1 Perkembangan Produktivitas Indonesia
3.2.1.2 Perkembangan Produktivitas Daerah Sentra
3.2.2 Perkembangan Luas Lahan Usahatani Indonesia
3.2.3 Analisis Keragaan Usahatani Patin Indonesia
3.2.3.1 Pola Usahatani Ikan Patin Indonesia
3.2.3.2 Penggunaan Input Pada Usaha tani
3.2.3.3 Efisiensi Teknis Usaha tani
3.2.4 Faktor Penyebab Gagal Panen
3.2.5 Struktur Biaya dan Pendapatan Usahatani
3.3 Subsistem Hirir
3.3.1 Subsistem Pengolahan
3.3.2 Subsistem Pemasaran
3.3.2.1 Dinamika Pasar Ikan Patin Dunia
3.3.2.2 Dinamika Pasar Ikan Patin Domestik
3.3.2.2.1 Trend Permintaaan Ikan Patin
3.3.2.2.2 Trend Harga Ikan Patin
3.3.2.2.3 Ekspor dan Impor Ikan Patin
3.3.2.3 Analisis Sistem Tataniaga Ikan Patin
3.3.2.3.1 Margin dan Rantai Tataniaga
3.3.2.3.2 Struktur Pasar Ikan Patin
3.3.2.3.3 Efisiensi Tataniaga Ikan Patin
3.3.1.1 Kebutuhan dan Produksi Patin Indonesia
Baca juga; THESIS: BIODIVERSITAS PARASIT PADA IKAN YANG TERTANGKAP DI TELUK PENYU
Download Makalah Sistem Usaha Agribisnis Ikan Fatin