Bagi teman-teman yang ingin menyusun skripsi tentang analisi nitrat, fosfat dan silikat pada air mungkin ini bisa jadi acuan, atau penelitian tentang senyawa kimia air laut.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini
disajikan dalam Tabel 1. Secara
keseluruhan hasil pengamatan kadar fosfat, nitrat dan silikat di Delta Mahakam
masing-masing berkisar antara 0,40-8,08
µg A/l dengan rata-rata 1,34 µg A/l ; 5,52-7,96 µg A/l dengan rata-rata 6,57 µg
A/l dan 27,74-99,80 µg A/l dengan rata-rata 69,64 µg A/l dan di lepas pantai
(laut) masing-masing berkisar antara
0,32-0,96 µg A/l dengan rata-rata 0,67 µg A/l ; 0,32-1,10 µg A/l dengan
rata-rata 0,62 µg A/l dan 2,10-5,81 µg A/l dengan rata-rata 3,73 µg A/l.
Tabel 1.
Rata-rata kadar beberapa parameter kimia air laut pada lapisan permukaan di
perairan
Delta Mahakam, Kalimantan Timur,
September 2003.
Lokasi
|
Fosfat (µg A/l)
|
Nitrat (µg A/l)
|
Silikat (µg A/l)
|
Delta dan muara sungai
|
|||
Min
|
0,40
|
5,52
|
2,10
|
Max
|
8,08
|
7,96
|
99,80
|
Rata2
|
1,34
|
6,57
|
69,64
|
Laut
|
|||
Min
|
0,32
|
0,32
|
2,10
|
Max
|
0,96
|
1,10
|
5,81
|
Rata2
|
0,67
|
0,62
|
3,73
|
Rata-rata keseluruhan
|
|||
Min
|
0,36
|
2,92
|
2,10
|
Max
|
4,52
|
4,53
|
52,81
|
Rata2
|
1,01
|
3,60
|
36,69
|
Fosfat (µg A/l)
|
Tingkat Kesuburan
|
0 – 0,06
|
Kurang subur
|
0,07 – 1,61
|
Cukup subur
|
1,62 – 3,23
|
Subur
|
> 3,23
|
Sangat subur
|
Silikat
Fosfat
Kadar fosfat di lapisan permukaan di perairan
Delta Mahakam, Kalimantan Timur berkisar antara 0,40-8,08 µg A/l dengan
rata-rata 1,34 µg A/l. Variasi kadar fosfat pada lapisan permukaan terlihat
meragam di semua stasiun penelitian, namun secara keseluruhan kadar fosfat di
perairan ini masih normal untuk wilayah tropis. Kadar fosfat di lapisan
permukaan yang terendah (0,40 µg A/l) diperoleh pada Stasiun 15 dan kadar
fosfat yang tertinggi (8,08 µg A/l) diperoleh pada Stasiun 12. Kadar fosfat di
lepas pantai (laut) berkisar antara 0,32-0,96 µg A/l dengan rata-rata 0,67 µg
A/l. Kadar fosfat di lepas pantai (laut) yang terendah (0,32 µg A/l) diperoleh
pada Stasiun A dan kadar fosfat yang tertinggi (0,96 µg A/l) diperoleh pada
Stasiun B (Tabel 1). Dari pola sebaran
terlihat kadar fosfat yang rendah pada lapisan permukaan di lepas pantai (laut)
Kalimantan Timur dan yang tertinggi diperoleh di dekat pantai dan delta Mahakam
(Gambar 2). Rendahnya kadar fosfat di lapisan permukaan di lepas pantai (laut)
pada Stasiun A (0,32 ml/l) dipengaruhi percampuran massa air laut yang masuk
dari lepas pantai dengan kadar fosfat yang lebih rendah dengan kadar fosfat
yang berada di muara Delta Mahakam, Kalimantan Timur. Sedangkan tingginya kadar
fosfat di lokasi dekat dan lepas pantai kemungkinan disebabkan arus dan
pengadukan (turbulence) massa air yang mengakibatkan terangkatnya kandungan
fosfat yang tinggi dari dasar ke lapisan permukaan.
Distribusi fosfat (µg A/l) di lapisan permukaan (0 meter) perairan
Delta Mahakam, Kalimantan Timur, September 2003
|
Informasi tingkat
kesuburan perairan ditinjau dari kandungan zat hara di perairan dangkal belum
diperoleh angka yang baku karena dipengaruhi kondisi perairan dan bervariasi
dalam dimensi ruang dan waktu (Anonimus 1985). Namun Joshimura dalam Liaw
(1969) mengklassifikasikan tingkat kesuburan perairan dalam Tabel 2 di bawah
ini:
Tabel 2. Tingkat kesuburan menurut Joshimura dalam Liaw (1969).
Ditinjau dari kadar zat hara fosfat di
perairan ini, dapat dikatakan bahwa perairan ini relatif subur karena masih
berada pada kisaran zat hara fosfat di perairan laut yang normal yaitu 0,10–1,68
µg A/l (Sutamihardja, 1978). Menurut Joshimura (dalam Liaw, 1969) tingkat kesuburan perairan dapat ditinjau dari
kadar fosfat dalam suatu perairan dengan kisaran 0,07–1,61 µg A/l adalah
kategori perairan cukup subur, sedangkan pada beberapa perairan seperti di
perairan Teluk Penghu dan Selat Taiwan, merupakan daerah budidaya (oyster)
dengan kadar fosfat yang berkisar antara 0,08–1,20 µg A/l (Liu. K. K &
Fang, L. S, 1986), sehingga bila ditinjau dari kadar fosfat yang merupakan
salah satu indikator kesuburan, maka perairan Teluk Klabat masih baik untuk
peruntukan budidaya perikanan. Kadar fosfat yang baik untuk budidaya kerang
hijau dan kerang bulu berkisar antara 0,5–1,0 µg A/l. Untuk budidaya tiram
berkisar antara 0,5–3,0 µg A/l sedangkan untuk budidaya beronang, kakap dan
kerapu berkisar antara 0,2–0,5 µg A/l (Baku Mutu Air Laut Departemen Pertanian dalam KLH, 1984).
Nitrat
Kadar nitrat di lapisan permukaan di perairan
Delta Mahakam, Kalimantan Timur berkisar antara 5,52-7,96 µg A/l dengan
rata-rata 6,57 µg A/l. Variasi kadar nitrat pada lapisan permukaan terlihat
meragam di semua stasiun penelitian, namun secara keseluruhan kadar nitrat di
perairan ini masih normal untuk wilayah tropis. Kadar nitrat di lapisan
permukaan yang terendah (5,52 µg A/l) diperoleh pada Stasiun 15 dan kadar
nitrat yang tertinggi (7,96 µg A/l) diperoleh pada Stasiun 16. Kadar nitrat di
lepas pantai (laut) berkisar antara 0,32-1,10 µg A/l dengan rata-rata 0,62 µg
A/l. Kadar nitrat di lepas pantai (laut) yang terendah (0,32 µg A/l) diperoleh
pada Stasiun C dan kadar nitrat yang tertinggi (1,10 µg A/l) diperoleh pada
Stasiun D (Tabel 1). Dari pola sebaran menunjukkan kadar nitrat yang rendah
(0,32 ml/l) pada lapisan permukaan di lepas pantai (laut), Kalimantan Timur dan
yang tertinggi (7,96 ml/l) diperoleh di dekat pantai dan delta Mahakam.
Rendahnya kadar nitrat di lapisan permukaan pada Stasiun C yang terletak di
lepas pantai mengindikasikan massa air laut tersebut mengandung kadar fosfat
yang rendah yang berasal dari massa air laut Selat Makassar. Sedangkan kadar
nitrat yang tinggi di delta Mahakam diperoleh di Stasiun 16 yaitu di Muara Kaek
yang merupakan daerah akumulasi limbah organik dari daratan (Gambar 3).
Liu & Fang 1986, menyatakan perairan Teluk
Penghu dan Selat Taiwan, merupakan daerah budidaya (oyster) dengan kadar nitrat
berkisar antara dan 0,08–1,80 µg A/l, sehingga bila ditinjau dari kadar nitrat
yang merupakan salah satu indikator kesuburan, maka perairan Delta Mahakam,
Kalimantan Timur masih baik untuk
peruntukan budidaya perikanan. Kadar nitrat yang baik untuk budidaya kerang
hijau dan kerang bulu berkisar antara 2,5–3,0 µg A/l. Untuk budidaya tiram
berkisar antara 1,5–3,0 µg A/l sedangkan untuk budidaya beronang, kakap dan
kerapu berkisar antara 0,9–3,2 µg A/l (Baku Mutu Air Laut Departemen Pertanian dalam KLH, 1984). Namun dari data yang
diperoleh, ternyata hanya kadar fosfat yang cocok untuk budidaya tiram
sedangkan kadar nitrat tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Baku Mutu
tersebut. Hal ini mungkin disebabkan kadar nitrat sangat dipengaruhi kondisi
perairan dan bervariasi dalam dimensi ruang dan waktu, namun telah diperoleh
kondisi luwes untuk kadar fosfat dan nitrat dalam suatu peruntukan budidaya
perikanan dalam suatu perairan (KMN-LH, 1988).
Kadar silikat di lapisan permukaan di perairan
Delta Mahakam, Kalimantan Timur berkisar antara 27,74-99,80 µg A/l dengan
rata-rata 69,64 µg A/l. Variasi kadar silikat pada lapisan permukaan terlihat
meragam di semua stasiun penelitian, namun secara keseluruhan kadar silikat di
perairan ini masih normal untuk wilayah tropis (Tabel 1). Kadar silikat di
lapisan permukaan yang terendah (27,74 µg A/l) diperoleh pada Stasiun 12 dan
kadar silikat yang tertinggi (99,80 µg A/l) diperoleh pada Stasiun 13. Kadar
silikat di lepas pantai (laut) berkisar antara 9,12-13,39 µg A/l dengan
rata-rata 10,51 µg A/l. Kadar silikat di lepas pantai (laut) yang terendah (2,10 µg A/l) diperoleh pada
Stasiun C dan kadar silikat yang tertinggi (5,81 µg A/l) diperoleh pada Stasiun
A (Tabel 1). Dari pola sebaran terlihat kadar silikat yang rendah (2,10 µg A/l)
pada lapisan permukaan di lepas pantai (laut) dan yang tinggi (99,80 µg A/l)
pada Stasiun 13 di lokasi tengah Delta Mahakam, Kalimantan Timur (Gambar 4).
Rendahnya kadar silikat di lapisan permukaan pada Stasiun C massa air laut
tersebut mengandung kadar silikat yang rendah yang berasal dari massa air Selat
Makassar. Sedangkan tingginya kadar silikat di lokasi tengah Delta Mahakam,
Kalimantan Timur kemungkinan disebabkan pengaruh daratan yang lebih dominan
menyumbang kandungan silikat ke perairan ini.
Baca juga; Macam-macam Kimia Laut
Sumber:
MAKALAH
PENGANTAR OSEANOGRAFI
“MACAM-MACAM SENYAWA KIMIA YANG TERKANDUNG DALAM AIR LAUT”
DISUSUN OLEH :
(KELOMPOK 3)
RISNO (I1A210073)
ISKANDAR (I1A210075)
SYARWAN HAMDU (I1A210077)
LD. MARDIN (I1A210081)
RIZAL SARIMUDIN (I1A210083)
WAHYU (I1A210085)
AWANG (I1A210091)
IRSA SETIADI (I1A210093)
IRSAN DJAFAR (I1A210095)
ARDANA KURNIAJI (I1A210097)
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN
ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011